Silakan disimak isi dalam blog ini. Semoga informasi di dalamnya dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya

Pengunjung

Review Tugas Teknik Komunikasi

Seperti diketahui bahwa Negara Indonesia merupakan negara yang sering sekali mengalami bencana alam baik bencana alam yang murni terjadi karena fenomena alam sendiri atau bencana alam yang terjadi karena adanya campur tangan manusia yang tak bertanggung jawab. Bencana alam tersebut antara lain banjir, tanah longsor, gempa bumi, angin topan dan masih banyak bancana alam yang lainnya. Bencana alam tersebut tentu akan banyak menyisakan kerugian bahkan kepedihan di hati bagi para korban.

Bencana alam tersebut bisa terjadi dimana saja dan kapan saja tanpa mengenal waktu. Kota Semarang saja yang notabenenya merupakan ibukota Provinsi Jawa Tengah tidak luput terkena bencana alam. Salah satu bencana alam yang sering terjadi di Semarang adalah banjir. Banjir di Semarang dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu banjir kiriman, banjir lokal dan banjir rob.

Banjir kiriman terjadi secara periodik setiap tahun yang disebabkan oleh :
  1. Peningkatan debit air sungai yang mengalir dari DAS Garang yang luasnya 204 km2, DAS Kreo yang luasnya 70 km2 dan DAS Kripik yang luasnya 34 km2
  2. Berkurangnya kapasitas pengaliran atau daya tampung saluran atau sungai tersebut, sehingga air meluap menggenangi daerah di sekitarnya.
  3. Kiriman air dari daerah atas yang semakin besar, sebagai konsekuensi bertambah luasnya daerah terbangun yang merubah koefisien alirannya.
Banjir lokal yang lebih bersifat setempat, sesuai dengan atau seluas kawasan yang tertumpah air hujan, terjadi disebabkan oleh:
  1. Tingginya intensitas hujan.
  2. Belum tersedianya sarana drainase yang memadai.
  3. Fasilitas bangunan bawah tanah (pipa PAM, kabel Telkom, dan PLN) yang kedudukannya sangat mengganggu drainase.
Sedangkan banjir rob yang melanda daerah-daerah di pinggiran laut atau pantai disebabkan oleh:
  1. Permukaan tanah yang lebih rendah daripada muka pasang air laut.
  2. Bertambah tingginya pasang air laut.
  3. Sedimentasi dari daerah atas (burit) di muara sungai (Kali Semarang, Banjir Kanal Barat, Kali Silandak, Kali Banger, Silandak Flood Way, Baru Flood Way, dan kali Asin) maupun sedimentasi air laut khususnya oleh pasang surut (rob)
Sebenarnya banjir tersebut bisa diatasi jika terdapat kesadaran dalam masyarakat Semarang itu sendiri dan adanya bantuan dari pemerintah setempat dengan mengeluarkan program penanganan yang tepat sasaran.

Oleh karena itu, kelompok kami mengangkat tema "Semarangku Getir, Semarangku Banjir" untuk sedikit mengulas penyebab serta penanggulangan banjir di Kota Semarang yang diaplikasikan dalam bentuk Banner, Web Design dan Film.

Sumber : www.kabarindonesia.com
Category: 1 komentar

1 komentar:

Adrian Bani F mengatakan...

bagus sekali blognya, tingkatkan, salam kenal!

Posting Komentar

Followers