Silakan disimak isi dalam blog ini. Semoga informasi di dalamnya dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya

Pengunjung

LUMPUR LAPINDO

Bencana alam adalah kejadian luar biasa yang berada di luar kemampuan manusia serta bersifat merusak dan merugikan manusia dan makhluk hidup lainnya beserta lingkungannya. Hal itu merupakan konsekuensi dari aktifitas alami bumi dan aktifitas manusia. Bencana alam dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam berdasarkan penyebabnya, yaitu bencana alam geologis, klimatologis dan ekstra terrestrial. Bencana alam geologis yaitu bencana alam yeng terjadi karena tenaga dari dalam bumi seprti gempa bumi. Bencana alam klimatologis yaitu bencana alam yang disebabkan  oleh faktor angin dan hujan, contohya banjir, sedangkan bencana alam ekstra terestrial yaitu bencana alam yang disebabkan oleh aktifitas luar angkasa, seperti meteor yang jatuh di bumi.
Setiap daerah pasti rentan dengan adanya bencana alam, tergantung tingkat bahaya serta vulnerability dari daerah tersebut termasuk Indonesia. Salah satu bencana berkepanjangan yang melanda Indonesia adalah banjir lumpur panas di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Kejadian itu bermula ketika lumpur panas yang berasal dari dalam bumi menyembur keluar ke permukaan bumi. Volum lumpur yang keluar tersebut diperkirakan sebanyak 5.000-50.000 per hari.tentu saja dengan debit yang sebesar iru  banjir tersebut dengan cepat meluas hingga menggenangi persawahan, pemukiman, infrastruktur dan kawasan industri.
            Hal yang menyebabkan terjadinya banjir lumpur di daerah Porong tersebut ada dua kemungkinanan, yaitu karena gempa bumi di Jogjakarta dan karena adanya aktivitas pengeboran yang dilakukan PT Lapindo. Ada para ahli yang berpendapat bahwa lumpur tersebut terjadi karena adanya gempa bumi di Jogjakarta yang terjadi 2 hari sebelum keluarnya semburan lumpur tersebut. Gempa bumi ini memacu aktifnya zona patahan. Zona patahan tersebut diisi oleh sedimen lunak yang disebut lempung. Patahan inilaha yang menstimulasi lempung bergerak naik ke permukaan jika terjadi gerak tektoni. Akan tetapi, ada juga para ahli yang berpendapat bahwa gempa bumi di Jogjakarta itu tidak mempengaruhi keluarnya lumpur panas, justru aktifitas PT Lapindo lah yang mempengaruhinya. hal itu karena dalam proses pengeboran PT Lapindo diduga tidak memakai alat yang sesuai standar.
                Terlepas dari pendapat mana yang benar, sebenarnya yang perlu diteliti adalah bagaimana cara agar semburan lumpur tersebut dapat diminimalkan atau bahkan dihentikan, mengingat dampak yang ditimbulkan oleh bencana ini sangat besar bagi kehidupan disekitar lokasi semburan lumpur tersebut. Dampak-dampak yang ditimbulkan antara lain, menggenangi bahkan menenggelamkan pemukiman, lahan dan peternakan, merusak infrastruktur.. permukaan tanah ambles karena bagian dalam bumi menjadi berongga karena bahan isinya keluar permukaan bumi. Merusak pesisir dan laut. Selain itu juga, lumpur dapat membahayakan manusia karena material yang dikandungnya, seperti merkuri, timbel, boron, arsen dan material lainnya.
Walaupun begitu, sudah ada beberapa upaya yang dilakukan untuk menhentikan banjir lumpur tersebut, antara lain, yang pertama dengan menggunakan snubbing unit pada sumur bor. Snubbing unit adalah sistem peralatan hidrolik yang digunakan untuk pekerjaan ke dalam sumur yang sudah ada. Snubbing unit ini digunakan untuk mencapai rangkaian mata bor yang tertinggal pada pemboran awal. Setelah mata bor tersebut ditemukan, mata bor tersebut akan didorong ke dasar sumur kemudian sumur tersebut ditutup dengan memasukkan semen dan lumpur berat, tetapi upaya ini gagal. Upaya selanjutnya adalah dengan melakukan pengeboran miring (side tracking) yang bertujuan untuk menghindari mata bor yang tertinggal. Akan tetapi upaya ini pun gagal karena beberapa selubung sumur telah rusak yang mempersulit pelaksanaan side tracking. Upaya yang terakhir yaitu dengan membuat sumur baru (relief well) sebanyak tiga lokasi. Sampai saat ini upaya tersebut masih terus dilakukan.
Selain itu, yang paling penting adalah bagaimana kita menyikapi setiap bencana alam yang dihadapi. Karena hal itu bisa menjadi pelajaran sehingga ke depan bisa menentukan langkah apa yang akan diambil sesuai pengalaman yang pernah dialami. Karena bencana alam terjadi bukan karena factor alam semata melainkan ada factor manusia juga yang mempengaruhinya. Pemerintah juga harus tegas menindak pihak-pihak yang mengeksplorasi sumber daya alam berlebihan dan tidak sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan, agar masalah seperti lumpu lapindo ini tidak terulang lagi.
Category: 0 komentar

0 komentar:

Posting Komentar

Followers